Kepadamu yang tengah terhisap pilu,
Awal senyuman engkau hadiahkan pada perjumpaan di taman cinta
Kasih dan sipu engkau rangkai sedemikian rupa untuk mengungkapkan sukamu,
Dalam penat hari pikiranmu melayang, terbang dan melesat jauh, berlabuh pada senyuman insan yang kau sebut idola; sang pencuri hati
Rampasan kasarnya merenggut separuh jiwa,
Tatapan dingin menusuk jiwamu,
Dalam keberadaanmu engkau disesatkan,
Tak tentu arah engkau diseret,
Awal asmara yang engkau mabuk olehnya,
Akhir perjalanan engkau sempoyongan; kelimpangan oleh bisa kasih,
Pedih hadir dalam keheningan malam,
Saat matamu tak sempat menikmati terik mentari pagi,
Saat hatimu tak sempat tergugah dengan sejuk embun,
Perih membanjiri raga dan jiwamu,
Bagimu yang tengah terhisap pilu,
Bagimu yang sesak terikat jerat beracun yang dulu kau sebut asmara,
Kepadamu yang tidak memiliki tempat untuk berlabuh kembali,
Hatimu telah kembali pada tempat di mana ia awalnya berada,
Dalam lukanya ia kembali dari perjalanan,
Tapak yang dilalui tengah basah dilumuri duka,
Kepadamu yang terhisap pilu,
Bilakah engkau kembali berseri pada esok?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar