Rabu, 21 Desember 2016

Nuansaku



 
Kicau burung dan deru gelombang embun menari-nari di atas angin adalah hiburanku,
Tangis bayi burung pipit bukanlah buyar tenang,
biarkan waktu ini bertahan
Tak inginku cepat beranjak dari masa ini
Kucoba abadikan sejuk jiwa
menyesap hingga habis nuansa sang dewi alam,

Bukan dengan kecanggihan—rumit teknologi,
Tidak juga tawa ramah seorang teman;
Bukan itu yang membawa damai sejati,

Biarlah aku dipisahkan,
Biar saja aku sendirian,
Sejenak saja menikmati ini,

Dingin pagi,
Suasana tenang begitu lembut di jiwa;

Hanya kicau burung—kokok ayam jantan,
Riuh binatang lainnya di hutan sekitar rumah,
Juga pepohonan tempat berkumpul makhluk kecil;
Rumah sapa bagi yang bernafas mungil..

Inilah damai,
Di sinilah jiwaku beradu.
(Di hadapan kabut putih sambil menghirup dingin pagi, pada desa masa kecil)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

o
n
o
t
r
a
H
y
k
g
n
e
H