Jemari tangan kanan mengetuk
pelan di atas meja putih. Sesekali mengusap layar handphone, kembali memeriksa posisi jarum jam pada tembok cafe ini. Waktu terasa begitu lambat
bergerak.
Kembali
tangan itu mengeluarkan Hp dari
sakunya, memeriksa pesan yang ia terima dari sebuah kontak asing pagi tadi, “Ada
waktu kosong ga?, bisa ketemu nanti malam jam 9, di tempat biasa nongkrong dulu
ya”. Pesan tersebut ia tutup, matanya kembali melirik ke arah jam dinding. Masih pukul 20:40.
Jarinya
terus mengetuk pelan pada permukaan meja, sambil sesekali menyeruput minuman
yang ia pesan saat tiba sekitar 20 menit yang lalu di tempat ini.
Penantiannya
berakhir, seorang lelaki terlihat memasuki cafe
ini, dengan setelan kaos oblong dan celanan jeans. Ia masih sama seperti yang dulu.
“Hai,
apa kabar?” Lelaki tersebut mendekat dan menyodorkan tangannya untuk
bersalaman.
“Baik..”
Balas gadis yang sudah menunggu 20 menit di cafe
ini.
“Sudah
lama tunggunya?” Tanya pria tersebut, sambil mengambil posisi duduk di hadapan
si gadis.
“Engga
juga, sekitar 20 menitan sih..” Jawab si gadis sekenanya.
“Pesan
minum?” Lanjutnya menawarkan kepada laki-laki yang berada di hadapannya saat ini.
“Iya, boleh..”.
*
“Jadi?, Kenapa ajak ketemuan?” Si
gadis mencoba membuka percakapan setelah beberapa menit berlalu dalam hening.
Sementara si lelaki menampilkan ekspresi datar dengan terus memandang kepada
sosok yang ada di hadapannya.
“Akhirnya,
mau ketemu juga..” Balas lelaki tersebut.
“Maksudnya?”
Si gadis kebingungan.
“Dulu
kamu pernah bilang kalau engga mau ketemu karena hatimu belum siap..”
“Oh,
iya sih.. itu sudah lama sih..” Si gadis mencoba untuk mengingat-ingat kembali
masa saat ia menyampaikan hal tersebut.
“Dua
tahun yang lalu lebih tepatnya..” Jelas lelaki yang ada di hadapannya sambil
melempar senyuman.
“Nah,
itu.. aku sudah lupa soalnya..” Hening tercipta sejenak.
“Jadi,
ketemu untuk bahas ini?” Sambung si gadis penasaran.
“Engga
sih, kebetulan pas lagi di sini aja, jadi ajak ketemuan..” Balas si lelaki
seadanya sambil menyambut minuman yang ia pesan tiba.
“Oh,
kirain ada perlu apa..” Pandangan si gadis beralih ke sisi jendela dekat mereka
duduk saat ini.
“Kebetulan
kamu mau ketemu juga kan?” Kembali senyum sang lelaki berikan bagi sosok di
hadapannya.
“Iya,
pas lagi engga sibuk juga..” Si gadis tertunduk, sambil meraih minuman yang ada
di hadapannya, ia meneguk sedikit.
“Waktu
itu kamu bilang mau ketemu kalau sudah siap hati?” Si lelaki kembali memulai
pembicaraan.
“Itu
gimana maksudnya? Emang kita musuhan?” Sambungnya dengan penuh selidik.
“Engga,
bukan gitu.. Udahlah engga usah dibahas.. Sudah lama juga kan” Si gadis
membenarkan posisi duduknya.
“Kayak
merasa musuhan aja sih karena waktu itu kamu bilang soal belum siap hati segala
untuk ketemu, maksudku kan untuk ketemua biasa aja sebagai teman lama..”
“Iya
sih, aku lagi engga jelas waktu itu.. jadi ya begitulah..” Sipu si gadis
tertunduk.
“Yaudah,
aku cuma mau ketemu kamu aja.. engga akan bahas itu lagi kalau kamu engga mau..”
Pungkas si lelaki untuk menyudahi perbincangan tentang hal dua tahun lalu.
Pembicaraan
kecil terjadi,
Menyangkut
kesibukan-kesibukan mereka saat ini.
Tidak
banyak hal yang penting untuk diungkapkan. Kisah ini hanya sebuah pertemuan
biasa.
Tidak
ada ungkapan jelas untuk kisah dua tahun lalu, biarlah mereka masing-masing
menyimpan misteri akan hal tersebut, sekiranya malaikat tahu hal tersebut,
biarlah ia juga bungkam.
Intinya mereka berdua ingin melepas rindu wkwwkw
BalasHapusHahaha..
HapusSiapa yang tahu wkwk..
Jadi, hati si wanita sudah siap? Dan ketidakjelasan si wanita di masa lalu sudah berputar 180 derajat skrg?
BalasHapusEntahlah, mungkin hal yang tersembunyi biarlah antara si wanita dan malaikat yang tahu:)
Hapus