Senin, 11 September 2017

Serpihan Kisah

Keping terakhir yang kuingat sebagai cuplikan,
Saat pertama tangan kita bertemu,
Kuingat mengapa hari itu sangat indah dan cerah,
Tak ada alasan untuk tidak bahagia, ungkapmu.
aku setuju, sebab bahagiaku adalah kamu.

Kamu, pelumpuh jiwa yang suka bercanda dengan realita,
Sangkamu aku adalah pujangga yang tidak terluka,
Lukaku menganga, bukan untuk menderita,
Kubiarkan luka untuk menanggung deritamu.

Bermula dengan semula luka untuk tanggungan derita,
Aku putus asa dibungkam waktu kala pergimu,
Dalam diam dan kalut, coba kujumpa cinta meski mimpi tak kunjung mempertemukan

Aku nelangsa,
Aku berduka,
bukan dalam derita
Hanya bercerita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

o
n
o
t
r
a
H
y
k
g
n
e
H