Ku lihat kau,
Sosok lemah menodong pisau tumpul,
Dikira pedang tajam
Ku amati dalam tegun,
Todongan ancam dalam getir akan celaka
Tidak dirasa iba, bukan juga benci
Miris,
Digerogoti gelap,
Kawanmu sisi itu?
Tidak ada lahir dalam suram,
Tak ada harap pekat di bawah naung cahaya
Sangkamu paham tentang kekelaman?
Buat apa pisau itu?
Untuk apa kuda-kuda menyerang itu?
Siapa kawanmu? Di manakah sengatmu?
Perhatikan saja pijak,
Jangan begitu ambisi untuk melumpuhkan
Perlahan,
Sebelum beranjak cobalah untuk tersadar dahulu
Sebelum terjang cobalah tidak buyar
Sadar! apa yang memabukanmu?
Sosok yang berdiri dalam ringkuk,
Tanpa pijak akan terhempas,
Mengancam tanpa perlindungan,
Mengerang dalam cekam suram dan rapuh,
Buat apa posisi itu?
Jangan berbangga,
Tidak aman tempatmu sekarang.
Ku lihat kau,
Sedang apa di situ?
Kemari dan sadarlah,
Tengok atasmu, cahaya begitu terang
Jangan butakan mata dengan dangkal pemahaman,
Tidak ada gelap dan suram
Semuanya terang,
Yang suram sisi sana,
Tapi bukan pijakmu,
Kau salah, kau keliru
Pijakmu remang-remang,
Bukan pekat gelap sebenarnya
Kemarilah,
Atau setidaknya bergeraklah ke sana,
Sisi kelam yang tidak bisa dipahami
Tidak ada komentar:
Posting Komentar