Senin, 11 September 2017

Ku Lihat Kau

Ku lihat kau,
Sosok lemah menodong pisau tumpul,
Dikira pedang tajam

Ku amati dalam tegun,
Todongan ancam dalam getir akan celaka

Tidak dirasa iba, bukan juga benci
Miris,
Digerogoti gelap,
Kawanmu sisi itu?

Tidak ada lahir dalam suram,
Tak ada harap pekat di bawah naung cahaya

Sangkamu paham tentang kekelaman?
Buat apa pisau itu?
Untuk apa kuda-kuda menyerang itu?
Siapa kawanmu? Di manakah sengatmu?

Perhatikan saja pijak,
Jangan begitu ambisi untuk melumpuhkan

Perlahan,
Sebelum beranjak cobalah untuk tersadar dahulu

Sebelum terjang cobalah tidak buyar
Sadar! apa yang memabukanmu?

Sosok yang berdiri dalam ringkuk,
Tanpa pijak akan terhempas,
Mengancam tanpa perlindungan,
Mengerang dalam cekam suram dan rapuh,

Buat apa posisi itu?
Jangan berbangga,
Tidak aman tempatmu sekarang.

Ku lihat kau,
Sedang apa di situ?

Kemari dan sadarlah,
Tengok atasmu, cahaya begitu terang
Jangan butakan mata dengan dangkal pemahaman,
Tidak ada gelap dan suram

Semuanya terang,
Yang suram sisi sana,
Tapi bukan pijakmu,
Kau salah, kau keliru
Pijakmu remang-remang,
Bukan pekat gelap sebenarnya

Kemarilah,
Atau setidaknya bergeraklah ke sana,
Sisi kelam yang tidak bisa dipahami

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

o
n
o
t
r
a
H
y
k
g
n
e
H