Tempat tinggal baru. Sekolah baru. Tinggal penyesuaian diri dengan lingkungan.
Ken, nama panggilan orang padaku. Nama lengkapku adalah Ken Lip.
Aku berusia lima belas tahun. baru lulus dari sekolah menengah pertama dan akan melanjutkan ke jenjang SMA.
Kota ini, tempat baru yang keluargaku tempati, rumah baru dan suasana baru, jarak dari SMA yang akan akan menjadi sekolah juga tidak terlalu jauh dari rumah ini. berjalan sekitar 10 menit juga akan sampai.
"Tant?, warung sekitar sini dimana?" tanyaku pada tante Ani sambil memegang kemasan pasta gigi yang sudah kering, tante Ani adalah saudari ibuku.
"Ada didepan, jalan aja dekat pos kamling" balas tante Ani sembari mencoba menunjukan arah padaku..
"Jauh ya?"
"Nggak juga sih, dekat disitu.. jalan aja"
"Yaudah deh" balasku sembari berjalan walau dengan langkah gontai.
Beberapa langkah ku berjalan untuk membeli pasta gigi, sekitar beberapa meter dari rumah, warung yang tante Ani maksudkan sudah bisa terlihat.. langkahku makin kupercepat..
"Tolongg.. to.. tolongg" teriak seseorang tiba-tiba mengagetkanku dan membuat langkahku terhenti. segera ku menoleh kekiri dan kananku mencoba mencari sumber suara tersebut, fokusku tertuju pada semak-semak dipinggir jalan didepanku.. "Tolong.. tolongg" suara kembali terdengar dari balik semak tersebut. dengan cepat aku berlari menuju semak tersebut.. "Wahhh, kenapa??" tanyaku sembari mencoba meraih tangan seorang anak yang usianya mungkin sama dengan umurku sekarang.. "Ughh!" kukerahkan tenagaku untuk menariknya dari semak tersebut dan membantunya berdiri.. "makasih ya" sahutnya padaku sambil meringis kesakitan, sikutnya berdarah dan lecet.. "Iya sama-sama" balasku sambil nyengir agak prihatin dengan kondisi anak tersebut..
Ali, itulah namanya.. anak yang kutolong waktu itu..
Sebelumnya ia tengah asyik berburu burung-burung gereja yang beterbangan disekitar jalan, saat fokusnya teralihkan oleh pengejarannya akan burung gereja, tak sadar ia berlari kearah semak tersebut dipinggit jalan, kakinya terpleset oleh licinnya tanah disekitar semak tersebut, akhirnya iapun terjatuh dengan posisi terbalik, sehingga sulit baginya untuk berdiri sendiri, yang bisa Ali lakukan hanyalah berteriak minta tolong, dengan suaranya yang lirih..
Ku ajak Ali kerumah untuk mengobati lukanya, Ibuku datang dari dalam rumah membawa kotak P3K yang selalu tersedia untuk keluargaku (kalau-kalau ada yang cedera ataupun luka, sebagai antisipasi)..
Lukanya dibersihkan oleh ibuku, Ali hanya meringis perih saat lukanya dioleskan dengan alkohol 70% agar kuman tidak mengkontaminasi lukanya..
Semenjak kejadian itu, Ali dan aku menjadi teman dekat, beruntungnya lagi, ia juga sekolah diSMA yang sama denganku, dan kami pun sekelas, sama-sama baru masuk kelas 1 SMA tahun ini..
hubungan kami makin hari makin akrab, aku dan Ali sering pergi bermain, berburu burung gereja, makan bersama dirumahku bahkan sesekali Ali menginap denganku..
Tempat baru. Sekolah baru dan Sahabat baru.
Itulah kisahku..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar