Dalam peraduan tak tentu arah bersemayam duka bercampur suka. Ada tawa dalam derita, juga hadir benci dalam mencinta. Begitu dunia adanya. Beginilah kita ada semestinya, antara ada dan menjelma; semakin menjadi yang kita yakini atau justru ke arah yang dahulu kita benci.
Biar kurengkuh segala sesal dan ragu, menghadirkan hangat dalam menghibur jiwamu. Bagi ragamu yang enggan letih menghadapi hari. Bagimu yang tertatih hampir mati mengejar hidup esok. Biar kurengkuh segala peluh itu, sebab kamu dan aku adalah sama. Kurengkuh lukaku sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar