Mereka sepasang kekasih. Joni dan
Rea. Bertemu saat di bangku SMP, berkenalan, berteman dekat, sangat akrab.
Hingga SMA mereka tetap memilih sekolah yang sama untuk menuntut ilmu. Lama memendam
rasa yang dulu disebut labil—Cinta Monyet,
orang bilang, semester awal kelas sepuluh, pada Jumat siang, jam istirahat
selesai kerja bakti bersama, Joni mengirimkan pesan kepada ponsel Rea.
“Nanti
sama-sama ke kantin ya, aku mau ngomong sesuatu” Singkat dan ampuh membuat Rea
bertanya-tanya diiringi perasaan gugup yang aneh karena topik ‘sesuatu’ yang Joni bukakan akan menjadi
hal perbincangan nanti. Tidak biasanya seperti itu. Joni selalu terang-terangan
tentang apapun yang mau diceritakan ataupun didiskusikan bersama Rea. Tidak
kali ini, aneh dan hawanya berbeda. Ada letupan sekaligus girang tak tertahan
yang dibelenggu penasaran aneh. Jantung Rea berdetak kencang saat berjalan
untuk menemui Joni.
“Aku
suka sama kamu, sejak SMP, maaf kalau harus bilang sekarang..” Rea membeku
dengan pernyataan Joni yang tiba-tiba dan tanpa basa-basi saat mereka bertemu
di meja kantin favorite keduanya.
Dalam
beku dan hening, Rea terus bertanya-tanya, tubuhnya kaku, namun, pada saat yang
bersamaan ia merasa sedang melesat bebas, tak tahu bagaimana bentuknya, yang
pasti ia merasa sangat ringan, hanya dalam batinnya. Tubuhnya diam. Hening tercipta,
keduanya beku, Joni sibuk menggosok-gosokan kedua telapak tangannya, seolah ia
tengah diserang dingin kutub utara, Rea terdiam, tubuhnya tak bergerak, hanya
bola matanya saja yang gelisah dan memandang ke sana kemari.
“Be-beneran?”
Rea mencoba merespon.
“Aku serius,
maaf kalau harus begini..” Joni gelagapan dan terlihat ekspresi gugup serta
ketakutan di raut wajahnya. “Tadinya aku pikir untuk tidak menyampaikan ini,
tapi, aku engga bisa, aku berharap walaupun tidak jawabmu, kita jangan saling
menjauh akhirnya..” Joni berharap dan berkata-kata sekenanya saja. Rea membisu
dan batinnya gelisah sekaligus gembira yang bergejolak. Perasaan aneh macam apa ini?
Beberapa kali Rea menghembuskan
nafasnya. Dia tetap bergeming. Ia menegakan badannya dan mencoba menatap mata
Joni yang tengah gugup dan tidak berhenti menggosok-gosokan kedua telapak
tangannya.
“Sebenarnya..” Rea bersuara. “Aku
juga suka sama kamu sejak awal, tapi.. aku takut aku salah sangka dengan
perasaanku” Joni membeku dan terus menyimak jawaban Rea.
“Aku mau jadi pacarmu” Pungkas Rea
akhirnya.
++
Mereka
sepasang kekasih sejak SMA yang sekarang sudah bersama duduk di bangku kuliah. Mereka
beda jurusan saat SMA, namun, satu jurusan dan prodi saat ini di sebuah
universitas swasta ternama. Mereka sepasang kekasih yang menulis kisah asmara
pada tiap lembar hidup masing-masing, lembaran yang terpisah, namun, sepakat
untuk menulis cerita yang sama.
Joni dan Rea.