Mengakar adalah proses yang tak terlihat, namun, memiliki peranan besar dalam perkembangan tumbuhan.
Istilah ini juga kerap terucap pada beberapa persoalan, dalam menghadapi suatu masalah yang menimbulkan konflik, sebagai pihak penengah untuk memberi solusi tentu mencari "akar" persoalan, yaitu apa yang mendasari suatu konflik atau masalah bisa terjadi. Proses awal sebelum konflik terjadi didahului oleh peristiwa kecil yang tidak begitu diperhatikan atau tidak terlihat. Ketika persoalan tidak terlihat memicu kejadian besar dalam pergesekan hubungan atau emosi, dapat dipastikan itulah akar persoalan/awal mula yang memantik munculnya benih perselisihan.
Berakar juga kerap diucapkan pada identitas kebudayaan seseorang yang mempengaruhi suatu pribadi bertingkah dalam laku, lisan dan kebiasaan. Jika seseorang bertumbuh di lingkungan masyarakat/keluarga yang keras dan kasar, lebih cenderung prilaku, lisan dan kebiasaan bertindaknya menunjukan tabiat kasar, sebab, akar atau alasan mengapa ia bisa menampilkan sisi kasar tersebut disebabkan ia berakar di lingkungan/keluarga yang kasar.
Akar dan berakar,
Proses dan ketekunan dibalut kesabaran melewati waktu untuk mencapai pertumbuhan juga dibahasakan bagi perubahan individu, tentunya ke arah yang dianggap lebih baik, lebih dewasa, lebih bijak dan lebih tangguh.
Perihal ini mengartikan akar sebagai kekuatan individu dan berakar menyiratkan proses seorang individu memberi dirinya diproses dalam kurun waktu tertentu demi mencapai perubahan dalam hidupnya, yang terlihat sebagai pertumbuhan nyata dalam fokus bidang sebagai ranah perubahan ke arah yang lebih baik.
Apabila seorang ingin menjadi bijak, ia harus menyiapkan dirinya mempelajari banyak hal dalam hidup, kemudian bersedia bersikap sabar dalam kurun waktu tertentu demi menyerap makna setiap kejadian yang ada, demi memberi dampak perubahan diri yang akan menyajikan lakon tenang serta bijaksana dalam menghadapi persoalan. Dari kondisi inilah bisa disimpulkan bahwa ia seorang bijak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar