Kamis, 11 September 2025

Berteman Kacang Rebusku

 Sesudah amin waktu ibadahku

Aku menuju tempat mencari uang

Ditemani kacang rebus penghibur perut yang suka menggerutu sebelum hari habis berlalu

Kuterduduk dikelilingi sendu


Awan hari ini kelabu

Warna abu-abu mengisi sekitarku

Aku bersama kacang rebusku

Menikmati sendu di tengah hari


Terlantun lagu-lagu alam terusik angin sendu

Suasana hari termakan pilu

Burung bernyanyi coba mengusir sepi

Tetapi sunyi terasa semakin tinggi

Cukup membungkam gelisah diri


Hariku terisi sendu

Awan kelabu halangi mentari

Tak ada hangat hari ini

Senduku dipengaruhi hari

Hari sendu mengganggu suasana hati

Kuterdiam hanya sendiri


Ditemani kacang rebusku


(Catatan pada siang sendu berawan kelabu)

Penghianat Cinta

 Langit kita runtuh

Kenangan kita pupus

Kau pilih hancurkan semesta cinta demi puaskan hati


Kini pilu selalu menunggu

Hadirkan ragu untuk maju

Hati tak kan pernah lupa

Rasa tak pernah sama

Tidak seperti dulu

Tidak dengan kemanisan lalu


Kenangan berkeping melebur dalam penghianatan

Buat apa tanamkan seri bila duri yang kau sirami tiap hari

Seperti kau bukan milikku lagi

Kita seperti tak pernah satu

Satunya terbagi seolah kau siap pergi

Tanpa Cinta

Rindu Tempat Lain

 Semarak putih menyelimuti daratan,

Sebelum memudar terusir rombongan kasar menghabisi hari


Menukar waktu demi sejenak beristirahat

Mencoba memaknai fana pelepas dahaga

Mengapa merindu?


Kala diri dipenuhi sesak udara dunia,

Mengapa ingin pergi padahal tak pasti akan kemana?


Beranjak saja jika kamu tahu arah,

Mengapa tersiksa padahal kita senantiasa bersama

Lupa Diri

 Yang berpeluh memaksa diri

Meringis sambil tersenyum coba berseri


Kamu yang berlari menerjang sengat terik mentari, tak peduli meski akan mati


Kamu lupakan diri hingga tidak dikenali,

Dalam senyapnya perasaan yang kau padamkan, kau menjerit

Mengapa begitu menyiksa diri?


Tatap matamu menerawang,

Nun jauh di seberang sana

Kau hanya ingin menghilang, meski dipenuhi bimbang

Menyalahi diri, meski masih peduli


Mencoba mati, demi lupakan hidup

Menjalani pilu, sebab merindu